Pertama, gw minta maap karena yang gw post cuma chapter yang ada NC21 nya aja~haahaha~kalomau liat chapter-chapter sebelumnya bisa dilihat di Shout to the world dan Bigbang Indonesia. Chapie 7,, ,,
The hiding Love~
::special bonus Nanz’s love story::
*NC 21 alert*
[Kim RiRan POV]”Hyaaa~~RiRan ah~~serius kau tidak kalah nih?”
Kugenggam erat-erat tirai jendela kelas. Kutatap tajam TaeHee yang mengatakan kata-kata yang terlarang dalam kamus hidupku. Terlihat ImEe menyenggol lengan TaeHee. Kulemparkan lagi pandangan keluar jendela. Ke arah dua orang yang sedang berjalan di lapangan sekolah. Dua orang yang akhir-akhir ini menyita perhatianku. Menjadi permainanku.
”Mereka berani bermain api denganku!” gumamku yang lebih tepatnya mendesis seperti ular berbisa. *lol~dari Fire langsung ke lagu Ular berbisa~hahahaha*
Shin HyeRin... dia sudah mengibarkan bendera perang denganku. Lihat saja apa yang akan terjadi padamu. Aku akan membuatmu menyesal telah berani mendekati Jiyong!
*maap jeng~pov mu cuma dikit ah dulu~wkwkwkk~~ BUGHH!!author kena tonjok lagi =____=*
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
[Shin HyeRin POV]”Wow wow wow~~ada yang kambek nih!” celetuk Jiyeon yang membalikkan badannya.
”Morning, Changmiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn~~~~~” sapaku dengan memamerkan senyum terlebarku di depan Changmin. Changmin pura – pura takut ala Ghoosebump dan langsung tertawa setelahnya, ”Pagi juga, HyeRin ah~”
”Heeiizzz~~~jangan pura-pura gak denger dehh~~ciyeee~~yang udah mesra lagi~~~” kata Jiyeon lagi yang memang tadi sengaja tidak kugubris karena pasti akan seperti ini.
YAIKZ!! Dasar ember bocor!! Biasa aje nape!! Jiyong yang kali ini berdiri di samping mejaku dan Changmin, tersenyum mesam – mesem mendengar ocehan Jiyeon. Heizz~~muka konyolnya keluar lagi!
”Iya donk!! Kami kan pasangan Nobita dan Doraemon. Aku si lucu doraemon, dan HyeRin si bodoh Nobita~~~”
”MWO!!!!!!!!!” kuinjak keras-keras kakinya.
”Hyaaaaaa~~~~~~awwwwww~~~sakiiiiittttt~~~~”
Tiba-tiba daesung dengan sigapnya menginjak kaki Jiyong yang satunya.
”AWWWWWWWWWWWWWW!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
”YA!!! JANGAN SAMAKAN DORAEMON KU YANG ADUHAY DENGAN MU!!!!” kata Daesung berapi-api dengan mulut manyun.
”YAAA!!!!!KALIAN BERDUA MONSTER DARI PLANET MANA SIH!!!!!”
Hahahahhaa~~~kalau melihat ekspresi Jiyong seperti itu rasanya tawaku mulai meledak. ”Daesung ah~” Kuulurkan telapak tanganku ke arahnya dan Daesung menyambut dengan berhigh-five ria denganku.
”Jeez~kalian bersenang – senang di atas penderitaan orang lain~~~” kata Jiyong sambil berjaga- jaga takut ada serangan lagi dari aku dan daesung.
”Makanya~~kau kan yang babo!” Aku tertawa lepas. Sudah lama aku tidak tertawa seperti ini. Jiyeon, Changmin, Daesung, Yongbae, dan SeoHee juga ikut tertawa. Kulihat sejenak ke arah SeoHee. Dia menghadap ke arah kami. Apa dia sudah memaafkanku? Tiba-tiba Seohee tersenyum padaku. Ya, dia sudah memaafkanku. Kubalas senyumnya. Sebuah pagi yang bagus hari ini kurasa.
”Heizzz~~~Daesung ah! Kau pilih aku atau Doraemon?”
”Doraemon.” Jawab Daesung cepat.
Jiyong mendecak. Lalu tiba-tiba dia nyengir kuda. Membuat kami semua mengerutkan kening. Apa lagi yang akan diperbuat si babo ini~~ Jiyong ngacir ke pojokan kelas, ke bangku Hyejoon tepatnya. *aihhh~~author kepengen nongol ahh~~hahahhaa~~* Jiyong menarik lengan Hyejoon yang tadinya sedang menulis itu. *aihh~~aku ditarik mas jiyong~fufufu~>.>*
“YA!!Ada apa kau tarik-tarik lengan HyeJoonku!??!!!!” kata Daesung langsung panik melihat tangan Hyejoon langsung ditarik seperti itu. *author said: “gapapah mas jiyong~aku pasrah padamuuu~~BUGHHH!!! Author kena tonjok dobel di awal aje Y_Y*
“Jiyong ah!! Apa-apaan kau tarik-tarik lengan cewek seperti itu!!!” kata SeoHee sebagai pembela kaum hawa. LOL
”Yo Daesung ah! Sekarang kau pilih Doraemonmu yang aduhay apa pacarmu si Hyejoon?” *BUGHH!!!author kali ini nonjok Jiyong~BUGHH!author dikeroyok massa*
GUBRAK!! ”YA!!Kwon Jiyong! Jahilmu keterlaluan!!” kubentak Jiyong.
Kulihat ke arah Daesung. ”Heizz~~tentu saja kupilih Hyejoonku manis~Dia belahan dadakuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!” kata Daesung dengan melebarkan lengannya seperti minta dipeluk.
HyeJoon langsung melepas tangannya dari Jiyong dan kemudian saling berpelukan erat dengan Daesung. ”Ohh Daesung ahh~~cintakuuu~~~~~~Aku lope2 padamuuuuuuuuuuu~~~”
”Oh Hyejoonkuuuuuuuuuuu~~~~~~walau badai katrina menghadang aku tetap mencarimuuuuuuuuuuu~~~~~~~cup cup muah muaahh~~~”
Kami semua langsung ternganga. Semua mulut terbuka lebar melihat adegan mereka berdua.HyeJoon seperti ini? HyeJoon yang kerjaannya yang selalu menulis di pojokan itu? HyeJoon yang bahkan tidak kusadari kehadirannya alias gak eksis? *author lempar batako ke muka Hyerin~PUAS LO??*
”Omonaaa~~~Dia satu spesies dengan Daesung...” kata Jiyeon tak percaya.
”Bagaimana bisa daesung menemukan yang satu jalan pikiran dengannya...” sambung Seohee.
”Kalian benar-benar pasien rumah sakit jiwa...” kata Jiyong.
”HEIZZZZZZZZZ!!!!!!!! Kalian ini iri ya!!??!!!! Inilah namanya nikmat pacaran!” kata Daesung.
NIKMAT PACARAN??? Hoek!!! Bahasa planet daesung muncul!
”YA! BABO! Aku dengan TOP saja tidak sepertimu!” bentak Jiyeon.
Hyejoon berdiri di belakang Daesung seperti takut dengan Jiyeon. Melihatnya ingin membuatku mati tertawa.
”Jiyeon ah! Kau membuat Hyejoonku ketakutan! Tahun baru nanti seharusnya kau ganti muka mu lah~~”
Gyaahahhahahahaa~~~~Daesung berhasil membuat Jiyeon mencak-mencak.
”Heizz~~hyejoon ah~kau rusak begini karena Daesung, hah?” tanyaku bergurau pada Hyejoon.
”YA! APA MAKSUDMU, HYERIN AH!”
”Aniyoo~Daesung adalah oase dalam padang gurun hatiku.” jawab HyeJoon dengan suara pelan tipisnya. Mirip Daesung suaranya, sayangnya Daesung lebih cempreng dan serak-serak banjir bandang.
”NGEHH??? Oase di padang gurun???????????Emangnya hatimu Mesir ape???” protes Jiyong.
“Ne ne ne~~” Daesung menggoyang-goyangkan telunjuknya. “Kalian tidak akan pernah mengerti jalan pikiran penulis hebat sepanjang abad seperti Park Hyejoonku yang tercinta.” *omona~~daesung aaahhh~~~cup cup muah muah darikuuu~~PLAK~digampol readers*
Jiyong berbisik di telingaku. “Ya gimana bisa! Jalan pikirnya aja udah berkelok-kelok gak mutu gitu!” *author said : ”heizzz~~chap ni kaenya jiyong sensi berat ma gw~ =__=”, jiyong said : ”lo sih che kaga bikin gw jadi pasangan lo!” PLAK~ditabok ageh*
Entah imajinasiku atau apa, kulihat telinga daesung bergoyang-goyang seperti radar. ”YA!!!Semua ini salah Jiyong karena telah menyeret Hyejoonku tercinta ke kumpulan kaum sesat!” tunjuk Daesung pada Jiyong. Jiyong yang tadinya berbisik denganku langsung ber-MWO-ria.
”Jyeeaaaahhhhh~~~~Kayak kau tidak sesat saja!!” cibir Jiyeon.
”Sudah sudah~~” kata Yongbae yang matanya juga hilang karena dari tadi banyak tertawa. Si penengah berbicara. LOL. ”Daesung ahh~kau tidak mojok dengan Hyejoon lagi?” kata Yongbae dengan muka polosnya.
Hwe? Sebenarnya agak aneh pertanyaan Youngbae itu. Dia mau mendamaikan apa mau membuat kami mati terbahak-bahak lagi sih?
Mata Daesung langsung membelalak di tengah garis matanya yang rapat.”O!! Benar juga! Sudah lama aku dengan Hyejoon tidak mojok lagi!”
”Kita mau mojok dimana,beib?” tanya Hyejoon yang membuatku tersedak air liurku sendiri.
”Mmm~~” Daesung membisik di telinga Hyejoon. ”Gimana? Aku takut mereka mengganggu kau lagi,beib!”
”Aku setuju.”
Daesung langsung menarik lengan Hyejoon menjauh keluar kelas. Setelah itu kami semua menghela nafas lega.
”Aku tidak menyangka Hyejoon seperti itu~~”
”Baguslah, setidaknya si sipit fans berat doraemon itu tidak menyalurkan kegilaannya pada kita.” sambung SeoHee.
”Hyaa~~kalian itu jangan terlalu kasar dengan mereka~~” lagi-lagi si pembawa bendera perdamaian kembali berbicara. Hahahahhaa, Youngbae maksudku.
”Eh?Ngomong-ngomong TOP kemana?Kok batang hidungnya gak kelihatan dari tadi?” tanya Jiyong pada Jiyeon.
Jiyeon langsung cemberut. ”Gara-gara kakaknya yang resek itu!” *hyaaaaaaaaa~~~~nan onniee~~~maaaappp~~~~wenche ngibrit*
”Nanz nuna?” tanya Jiyong matanya seakan-akan sepert Shinchan sedang bertemu kakak cantik.
”Nanz? Dia bukannya wanita yang baik,kan?” akhirnya Changmin bersuara.
”Oh iya, aku lupa. Kau kan satu agency model dengan kakaknya TOP kan?” Akhirnya aku ingat Changmin kenal dengan Nanz. Yahh~~sama-sama MODEL. Yaikkzz~~
”GAAAAHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!! BAIK DARI HONGKONG!!!! DIA MENGURUNG TOP KU DI RUMAH DAN MENJADIKANNYA BABU DADAKAN UNTUK DIA!!!!”
Jiyong adalah satu-satunya yang tertawa terpingkal-pingkal sampai memegang perutnya.
”YA!! Dasar bodoh!! Apanya yang lucu!!!!!” kata Jiyeon ketus.
”Aigooo~~pasti gara-gara insiden marmut busung lapar waktu itu kan??Gyahahahhahahahahahahahaa~~~~~~~”
”Ah~kupikir itu karena Nanz sangat kangen dengan adiknya.” kata Changmin pelan.
Aku menoleh lagi ke Changmin. ”Heizz~~kau panggil Nan onnie tidak dengan embel-embel nuna?? Sebaiknya di Korea pakai sebutan itu. Kalau tidak, kau akan dianggap tidak sopan!”
”Errrrrrrrrr~~~~kalau kangen kenapa tidak lampiaskan saja pada marmut busung laparnya!” gerutu Jiyeon lagi. Kemonyongan bibirnya bisa mencapai kelajuan 2 meter. LOL
”Hhahaha~~Jiyeon ah~itu kan hanya omong kosongnya TOP~” kata Jiyong.
”Lalu dia tidak sekolah hari ini?” tanya ku pada Jiyeon yang masih cemberut dan tambah kesal melihat Jiyong yang tawanya semakin jadi.
”Molla. Aku harap hari ini dia masuk. Kalau tidak...”
”Kau ke rumahnya saja.” kata Youngbae kalem. Tapi kali ini pendapatnya dibantah oleh SeoHee.
”APA KAU BILANG????MEMBIARKAN JIYEON MASUK KE RUMAH LAKI-LAKI GIGANTISME ITU?????” *astajim~~gw bener2 parah dah~~siap menerima amukan massa*
”Hwe? Kan ada Nan onnie.” jawab Youngbae yang kaget dengan reaksi Seohee nampaknya.
”ANDWE!!! AWAS KALAU KALIAN MEMBERINYA SOLUSI YANG ANEH-ANEH LAGI!!!” SeoHee mencak-mencak.
Jiyeon nampak mengerutkan keningnya. Hahaha, aku tau dia sedang memikirkan ide dari Youngbae itu. Sementara Youngbae dan SeoHee tetap adu pendapat. Aku tersenyum. Kami berkumpul lagi. Entah sudah lama aku tidak merasakan seperti ini.
”Kau banyak tersenyum pagi ini.” kata Changmin pelan di sampingku.
Aku terperangah dan menoleh ke arah Changmin. Changmin tersenyum padaku. ”Ah, itu perasaanmu saja. Habisnya hari ini banyak yang menggila!Hehehehehe~”
”Seorang wanita memang paling manis kalau sedang tersenyum.” kata Changmin lagi.
Aku tidak tau mengapa. Biasanya aku akan mencak-mencak kalau sedang di situasi ini. Tapi kalau Changmin yang berkata seperti itu, nampaknya dia berbeda mengatakannya. Seperti dari dalam hati. Memikirkannya membuat pipiku merona. Panas pipiku! ARRGHHHHH!! ANDWE!! Apa-apaan sih kau, Hyerin??!!!! *author said : ”iye noh~changmin cuma becanda kaleee~~hahahaha~~” Hyerin siap menyembelih author*
”Hahahhaa~kau menaruh banyak pemerah pipi di pipimu? Aku baru tau~~” goda Changmin.
”Heizz~~terus saja kau meledekku! Aku sedang tidak mood memakimu hari ini.” Cibirku.
”Baguslah. Aku selamat dari serangan monster buas hari ini.”
Baru saja aku mau menjitaknya, tiba-tiba terdengar ringtone ponsel milik Jiyong.
nah me-me-me-me-me-me-me-chigo shippuh
duh bbahlee dee-dee-dee-dee-dee-dee-deedigo shippuh
juh nohpeun building wheeroh juh poohreun hahneulwheeroh
keuhgeh soh-ree-ree-ree-ree-ree-ree-reechigo shippuh Hwe? Sejak kapan Jiyong mengganti ringtone nya? Bukannya lagu Always ya biasanya? *a/n : ringtone Jiyong yang Always ada di chapter 4.* Terlihat Jiyong mengeluarkan ponsel dari sakunya. Lalu menilik layar ponselnya. Ada SMS masuk sepertinya. Raut wajah Jiyong yang tadinya cerah karena banyak tertawa, tiba-tiba berubah jadi datar. Sms dari siapa? Apa yang dia baca?
Kemudian Jiyong melirik ke arah depan kelas. Aku mengikuti arah pandangnya. Ya, aku tau itu. Bangku Kim RiRan. Kim RiRan, pacar Kwon Jiyong. Aku hampir melupakan fakta itu. Aku yakin 100% yang dibacanya adalah SMS dari RiRan. Tapi apa yang dikatakannya sampai Jiyong berubah mood seperti ini? Alis Jiyong berkerut. Sinar matanya terpancar kegelisahan. Apa RiRan memintanya jangan bergaul dengan kami lagi dan nempel lagi dengannya?
Akhirnya mata Jiyong bertemu pandang denganku. Mulut ini rasanya tidak berani hanya bertanya dua kata, ’ada apa’.
”Aku permisi sebentar.” Jiyong meminta ijin padaku karena yang lain sedang sibuk dengan obrolannya masing-masing. Ia langsung berlari keluar kelas. Aku ingin menahannya, tapi tidak bisa. Aku mematung. Dan kusesali diriku yang tidak bisa menarik lengannya sedikitpun.
”Dia membuatmu menderita.”
Suara Changmin di sampingku. Aku tidak menggubrisnya. Rasa ini membuatku menderita.
Tidak, jangan biarkan aku menangis di saat bersamaan aku baru merasakan kebahagiaan...
Sender : My sweet RiRan
+6856240039xx
Subject : Dear, JiKenapa saat ini aku ingin bunuh diri?
Apa aku terlalu merasa kehilanganmu?Heizz!!!Apa sih yang dipikirkannya!!! Jangan bilang dia mau mencoba bunuh diri! Tapi dia dimana?
”Hey, kau lihat Kim RiRan?” kutanya ke dua orang murid perempuan yang sedang mengobrol di pojok kelas. Mereka menggeleng. Tak bosan, aku bertanya ke yang lain. Tapi tetap mereka serentak menggeleng tidak ada yang tahu.
Sampai kucari ke seluruh kelas. Dan begitu kubuka ruang musik.
”Oops!!”
WAKS!!!! Daesung dan Hyejoon sedang berciuman. *aaahhh~senangnya adegan daejoon diperbanyak~~hahahaha~jiyong,lo mao ikutan cipokan kaga?lol*
”EEEEEEEEHHHHHHHHH??????? KAU!!!!”
”Ah, si sesat?” *LOL* timpal Hyejoon dengan tampang polos dan malu. Heizz~~kurasa memang si autis Daesung yang mengajarinya memanggilku dengan kata-kata sesat! Sialan!
Tapi aku sedang tidak berminat mengerjai mereka atau apapun. Tujuanku hanya mencari RiRan. Buru-buru kututup pintu ruang musik yang berbahaya itu. Huffhh~~Ani, bukan waktunya bernafas lega. Kembali ke tujuan awal! Aku berjalan lagi mengelilingi setiap lorong kelas.
”Ah, TaeHee sshi!ImEE sshi!” Secercah harapan muncul begitu kulihat TaeHee dan ImEe sedang keluar dari toilet cewek. Ku dekati mereka.
”Oh, kau. Ada apa?” tanya TaeHee datar. Sebenarnya aku kurang suka dengan mereka. Tapi ya mau bagaimana lagi. Mereka teman pacarku.
”Kalian melihat RiRan?”
”Kau masih mencarinya?” tanya ImEe sinis padaku.
”Dia kekasihku, wajar kalau aku mencarinya.”
”Oh. Kukira kau sudah mencampakkannya dan bermain dengan cewek kumuh itu.”
”Cewek kumuh?” Maksudnya?
”Ya, si HyeRin itu! Ah, sudahlah! Aku tidak akan membiarkan RiRan disakiti olehmu. Ayo, TaeHee, kita tinggalkan dia!”
”Chankamanyo!” Kutahan lengan ImEe.
”Wae? Mau memohon-mohon padaku supaya aku memberitau dimana RiRan?”
Aku merasa ini ganjarannya aku mengabaikannya waktu itu. Pikiranku sudan kacau. Aku mengkhawatirkan RiRan. Aku sangat mengkhawatirkannya. Apa aku harus memohon kepada mereka untuk bisa menemui RiRan?
Kutekuk lututku. ”Ya, aku memohon pada kalian.”
Imee menatap tajam padaku. Aku tidak tau apa ini akan berhasil atau tidak.
”Tolong beritau dimana RiRan sekarang...Aku mencemaskannya.”
”Kau akan memberitaunya?” tanya Taehee pada ImEe.
Kudengar helaan nafas ImEe. Aku tidak melihat wajahnya karena aku berlutut sambil menunduk. ”Baiklah. Dia di atap sekolah. Aku dan TaeHee tidak bisa mendekatinya. Cepatlah kesana, aku takut dia berpikiran macam-macam.”
Tak mau buang-buang waktu lagi, kakiku langsung berlari sekuat tenaga menuju atap gedung sekolah.
[AuthorNuKece POV]”Yoboseo, RiRan ah~dia sedang menuju ke tempatmu. Bersiap-siaplah.”
ImEe menutup flap ponselnya. Ia kembali menghela nafas panjang. ”TaeHee ah~kau merasakan hal yang sama denganku?”
TaeHee menatap lurus ke depan. Ia memasukkan tangannya ke saku jas seragamnya. Lalu mengangguk. ”Aku juga merasa kasihan padanya.”
”Ya, kurasa RiRan salah mempermainkan orang.”
”Kalau aku menemukan seseorang yang rela berlutut pada orang lain demi kekasihnya, aku akan pertahankan orang itu.”
ImEe dan TaeHee menatap ke arah tangga darurat yang terletak di ujung lorong, tempat Jiyong tadi berlari kesana.
”Tapi kurasa tidak ada gunanya kita melawan RiRan.” kata TaeHee.
ImEe mengangkat bahunya. ”Entahlah. Dari awal aku hanya mengincar TOP. Hanya dia alasanku.” *yaolohh~~ntop laris manis euyy~~~*
”Tapi kudengar TOP hari ini tidak masuk?”
ImEe mengangguk lemah.
”Hyaaa~~kau tidak bersemangat begini karena TOP tidak masuk ya~CK! Dasar kau! Memangnya kau tau kenapa dia tidak masuk? Dia sakit?”
”Molla~semoga saja dia tidak apa-apa. Aku akan sangat depresi kalau dia sakit.”
TaeHee menepuk-nepuk bahu temannya sejak kecil itu. ”YA! Kau harus semangat!!! Bagaimana kalau kau ke rumahnya saja nanti? Dengan begitu kan kau bakal tau nantinya seperti apa keadaan TOP sekarang! Ottohke?”
ImEe terlihat berpikir sejenak. ”Tapi aku mungkin akan diusirnya. Kau kan tau dia sepertinya membenci kita.”
”Yah...kan siapa tau dengan begitu dia akan mencoba mengenalmu. Kita tidak tau kalau tidak mencobanya,kan?”
”Mungkin iya, gomawo atas saranmu, TaeHee ah~” ImEe tersenyum manis pada TaeHee.
TaeHee merangkul ImEe. ”Mwo? Ngomong apa kau ini? Uri chinguyeyo,right?” *halah,sok iye dah bahasa gw*
”KIM RIRAN!!!”
Teriak Jiyong begitu sampai di atap gedung sekolah. Nafasnya terengah-engah karena dari tadi dia berlari-lari menaiki tangga, hingga bahkan hampir jatuh saking terburu-burunya. Ia semakin panik melihat RiRan yang sedang berdiri di pinggir dan melongokkan kepalanya menatap kosong ke bawah.
”RiRan ah~Ada apa denganmu?”
RiRan tidak menggubris panggilan Jiyong. Ia tetap menatap kosong ke bawah.
Jiyong berlari kecil mendekat ke RiRan.
”Jangan mendekat.”
”Waeyo, jaegi ya?”
”Wae? Kau masih bertanya kenapa?Hahaha!!!” RiRan tertawa pahit.
Jiyong semakin sedih melihat RiRan seperti itu. ”RiRan ah~mianata~”
”Untuk apa? Setelah kau meninggalkanku, kau bersamanya. Apa itu sudah membuatmu bosan sekarang,hah???” RiRan mulai menitikkan air mata. Ucapannya terdengar bercampur emosi.
”Tidak. Tidak seperti itu. Aku mencintaimu, RiRan ah~Sungguh!”
”Kau berkata seperti itu, siapa yang bisa melihat isi otakmu! Aku tidak mau kau sakiti lagi!”
”Maaf...” Jiyong kembali berlutut. Entah berapa kali ia berlutut, ia merasa sanggup melakukannya demi RiRan. ”Aku tidak tau harus berkata apa lagi padamu. Aku hanya ingin meminta maaf padamu dan kembali lagi padamu. Kau mau menerimaku kembali?”
Riran menatap Jiyong yang sedang berlutut padanya. Lalu ia berjongkok. Menyamakan tingginya dengan Jiyong yang sedang berlutut.”Kau janji tidak akan meninggalkanku?”
”Nde, yaksog!” jawab Jiyong, sinar matanya melembut pada RiRan.
”Apa kau...akan mempercayaiku?”
”Nde, yaksog!” Jiyong tersenyum.
”Dan... antara aku dan HyeRin, siapa yang akan kau pilih?”
Jiyong mengerutkan keningnya. Ia tentu bingung dengan keduanya.
”Ara! Kau tentu menyayanginya!Baiklah jangan temui ak-” RiRan beranjak berdiri.
”Aku akan memilihmu.” kata Jiyong cepat seraya menarik lengan RiRan.
RiRan terdiam. Ia menatap wajah Jiyong lekat-lekat. ”Jeongmal?”
”Yaksog!”
Akhirnya RiRan tersenyum. Membuat Jiyong kini bernafas lega. Kemudian Jiyong merentangkan kedua lengannya meminta pelukan dari RiRan.
”Heizz!!! Kau mau langsung main peluk-peluk saja? CK!” Tiba-tiba tubuh RiRan dipeluk oleh Jiyong.
[RiRan POV]Hwe? Jiyong berlutut padaku? Ah, jangan terpengaruh! Bocah ini hanya alat balas dendamku. Baiklah, aku akan bermain lagi. Let ur mind alive,RiRan!
Aku berjongkok. Kulihat wajah Jiyong yang kurasa memang dia bersungguh-sungguh melakukannya. ”Kau janji tidak akan meninggalkanku?”
”Nde, yaksog!” Jiyong menjawab cepat. Seperti anak kecil yang ditanya apa mau diberi permen. Menarik!
Aku harus membuatnya makin terjerat padaku. *bujuddd~bahasa lo neng ah!* ”Apa kau... akan mempercayaiku?” Karena aku akan melepas topengku di depan HyeRin.
”Nde, yaksog!” Jiyong tersenyum. GOOD!!!!
Saatnya pertanyaan yang akan membutuhkan nyali nya. ”Dan... antara aku dan HyeRin, siapa yang akan kau pilih?” Kalau dia memilih HyeRin, aku tidak akan segan – segan merusaknya sekaligus!
Dan...well...dia nampaknya bingung. Frustrated? Dahinya saja berkerut-kerut begitu! Logika saja lah, bagaimana bisa pacarmu memikirkan untuk membagi hatinya pada orang lain di depan dirimu sendiri! Baiklah,aku akan memancingnya.
”Ara! Kau tentu menyayanginya!Baiklah jangan temui ak-” Aku pura-pura berdiri dan GOTCHA!! Dia menyelaku! Jiyong sudah terperangkap!!
”Aku akan memilihmu.”
GOOD JOB, KIM RIRAN!!! *anti fans riran kembali beraksi~ampuuuuunn~~~* Dan yang terutama sekarang adalah aktingku. HA-HA-HA. Tidak sia-sia waktu itu amma memasukkanku ke dalam theater milik temannya saat aku grade 6 elementary school. Kupasang tampang shock binti ternganga. Oke, seakan aku tidak percaya dengan keajaiban kata cinta yang tadi ucapkannya. Hoeks! Memikirkannya saja membuatku muntah! ”Jeongmal?”
”Yaksog!”
Kupasang salah satu koleksi senyum termanisku. *cih~XD* Dan tiba-tiba dia merentangkan tangannya. Minta kupeluk? Nyeh nyeh nyeh~~apa sih yang dipikirkan bocah ini!!
”Heizz!!! Kau mau langsung main peluk-peluk saja? CK!”
Yaikzz!!! Oh hell damiit! He really hugs me!
”Aku akan selalu menyayangimu, my little Ran...”
DEGG!
Hwe?
Little Ran katanya?
Li-little… Ran?
Oppa?
Tidak, jangan samakan dia dengan oppa...
[Author POV]”HyeRin ah~kau mau pulang bareng denganku?”
HyeRin yang sedang melamun tidak menyadari Changmin yang berbicara padanya. Tangannya menopang kepalanya,antara sadar atau tidak sadar.
Changmin menarik tangan HyeRin yang sedang menopang itu. BUGH! Kontan dagunya jatuh membentur meja.
”AWWW!!!!! YA!! BABO!!!”
”Hhahahaha~gitu dong~” Changmin cengengesan.
“Heizz” HyeRin mengusap-usap dagunya. “SAKIT, GILA!!” Ucap HyeRin sangar.
”Hahhahaa~~mian mian~abisnya kau melamun sih~jadi enak deh ngisengin nya~hehehhee~ Mau bantu ku-elus dagunya?” tawar Changmin menggoda HyeRin.
”YA!! Kuberitau ke depan publik kalau kau seperti ini! Heizz!” ancam HyeRin seraya mengelus-elus dagunya. Ia melempar pandangan ke sekeliling. ”MWO????? Kok udah sepi???”
”Kau benar-benar melamun atau tidur dengan mata terbuka sih?”
”Eh? Emangnya apa bedanya melamun dengan tidur mata terbuka?”
”Heizz~~ya pokoknya kau dari tadi seperti itu lah!”
HyeRin menggaruk-garuk kepalanya. Berarti sepanjang pelajaran dia melamun seperti tadi? ”O? Bagaimana aku bisa lolos dari pelajaran Mr. Sang Ryul?”
Changmin mengangkat bahunya. “Kubilang kau sedang terserang sindrom wanita PMS!”
”MWORAGO??????????!!!!!!!!” Tinju HyeRin mendarat di lengan Changmin.
”AW!! Appeuda~~”
”Rasakan!” HyeRin tersenyum penuh kemenangan. Lalu kembali hening lagi.
”Apa yang kau pikirkan?”
HyeRin menatap mata Changmin. Dia bingung bagaimana menceritakannya. Otaknya memang tidak berfungsi sejak tadi.
”Hhhh~~ I guess it must be Jiyong,right?” kata Changmin cuek seraya memasukkan headset yang tadi menggantung di lehernya ke dalam tas.
HyeRin tetap mematung.
”Yaisshh! Lebih baik kau bereskan buku-bukumu yang berserakan dari pada ketergantungan memandangi wajahku!”
Ya, HyeRin suka dengan sifat Changmin seperti ini. Dia tidak akan memaksa kalau HyeRin memang tidak ingin menceritakannya.
”Aku tidak suka Jiyong dekat-dekat dengan RiRan.” akhirnya HyeRin mau membuka suara.
Changmin menghentikan kegiatan beres-beresnya. Kelasnya sudah tidak ada orang lagi. Hanya beberapa murid yang sedang berlalu-lalang di lorong kelas. Jadi mereka bisa nyaman mengobrol. Ia menaikkan alisnya. ”Lalu? Sejauh kau tidak berniat membunuhnya, it’s okay.”
HyeRin mengalihkan pandangannya. Matanya menatap kosong keluar jendela. ”Aku kesepian.”
”Ada teman-temanmu. Ada aku. Lalu?”
”Kau tidak tau bagaimana perasaanku.”
Changmin menghela nafas berat. ”Apa itu suatu kritik bagiku?”
”Dia sudah kuanggap keluarga sendiri semenjak aku tinggal sendiri disini.”
”Oh.” Changmin hanya bisa mengatupkan mulutnya.
HyeRin kembali menatap jari-jarinya yang saling bertaut di atas meja. ”Apa menurutmu dia bisa menyukaiku?”
Changmin mengacak rambut HyeRin dan tertawa sekilas. ”Kalau aku jadi Jiyong, aku akan memilihmu. Aku tidak suka dengan perempuan yang seperti itu.”
”Seperti itu?”
Changmin mengangkat bahunya. ”Molla. Aku hanya tidak suka auranya.”
”Aura?” *author said :”aura kasih???”*
”Ya, aura.”
HyeRin mengerutkan keningnya. Lalu terlihat relax kembali.
”Kau sudah tenang sekarang.”
HyeRin tersenyum. ”Mungkin.”
”Baguslah. Seorang wanita memang paling manis kalau sedang tersenyum.”
”Kau tidak kehabisan kata kan?”
”Hahahaha~Waeyo?”
”Abisnya kau selalu bilang kayak gitu!” HyeRin meninju lengan Changmin yang kokoh. *bangunaaan kalee kokoh boo~~*
”Ah ya, kalau kau mau cerita padaku, beritau aku saja.”
”Haayyyaaahh~~pede sekali anda~~hahahhaa~~bercanda~~siap siap,,nanti aku akan beritau padamu. Tapi bisanya hanya di sekolah saja. Aku kan nggak punya ponsel.”
”Heizz~~kau benar-benar miskin ya?”
Jitakan HyeRin mendarat di kening Changmin.
”Hahahhaa~ya sudah, aku akan beri kartu namaku. Siapa tau kau membutuhkannya.”
”OH.MI.GAT. Hati-hati~kau kan model, siapa tau aku punya niat jahat dengan kartu namamu!” goda HyeRin.
”Oh ya? Datang ke apartemenku? Meneleponku? Tidak masalah.”
”Aigoooo~~sadar gak sih kau berkata seperti itu betapa kesepiannya dirimu nampaknya!”
”Ya, memang aku juga hanya punya kalian dan Nanz di sini.”
Seketika itu juga HyeRin merasa bersalah karena omongannya tadi yang begitu memojokkan Changmin tentang kesepiannya.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
”SEUNGHYUN SAYAAANGG~~~jangan lenjeh gitu ah~~~<333”>I'm so hot~~na neomu yepeoyo
I'm so fine~~na neomu maeryeokeesseo
I'm so cool~~na neomu motjyeo
I'm so so so hot hot
Ponsel Nan berdering dari tas tangan Gucci silvernya. Langkah Nan seketika itu juga tiba-tiba terhenti dan terlihat rahangnya mengeras.
Cukup lama berdering tak diangkat, malah berdiam diri saja membelakanginya membuat TOP kesal dengan bunyi nyaring ringtone ponsel tersebut. “Yaishh~kau mau pamer ringtone mu padaku,hah! Ppali angkat sana!”
Nan membalikkan badannya menghadap ke TOP. “Kau saja.” Ia merogoh tasnya itu dan mengeluarkan Samsung Anycall putihnya. Tangan Nan menyodorkan ponsel itu ke arah TOP. ”Kau saja sana yang angkat. Aku gak minat!”
TOP menaikkan alis tebalnya yang seksi itu *LOL*. Ia heran dengan sikap nunanya yang agak aneh. Tidak biasanya dia judes yang seperti ini. ”Mwo? Kok aku? Itu kan ponselmu! Mana kenal aku siapa yang meneleponmu!”
”Kau tak mau?”
”Ya iyalah!”
”Fine.” Nan mengangkat bahunya berusaha bersikap cuek. Lalu ia berjalan ke sudut ruangan sambil masih menggenggam ponsel yang terus berdering nyaring itu, kemudian melemparnya ke tempat sampah kecil yang ada di sudut ruangan tersebut. ”Beres. Aku bayar ke kasir dulu.”
TOP membelalakkan matanya. Mata karismatik yang sanggup membuat sejuta wanita mimisan kudis bila ditatapnya itu hampir keluar *oke,author lebay nya kumat* melihat kelakuan nunanya barusan. Ada apa sih dengannya,batin TOP.
TOP dengan malas- malasan mendekati tempat sampah tadi dan melongokkan kepalanya terlebih dahulu. ”Heisshh! Ada apa sih dengannya?? Main buang-buang handphone aja! Dia kira dia anaknya Bill Gates apa!!!” TOP berniat untuk mengambil ponsel itu. Untungnya itu adalah tempat sampah kering yang hanya berisikan kertas – kertas struk belanja saja. TOP memungutnya dan kemudian terkejut melihat nama siapa yang tertera di layar ponsel tersebut.
“Jadi setelah ini kita akan kemana lagi? Ke butik teman-”
”MAKAN!”
”Hahahhahaa~~aigooo~~seunghyun sayangku tidak berubah ah~masih menggemaskan~~nanti aku akan menyuapimu yakk~” kata Nan cengengesan.
TOP diam saja. Pikirannya sudah ada satu hal. Jadi ia tidak begitu menggubris kalimat nunanya.
”Eyh~kau mau kusuapi nih jadinya?”
Errrr~~~TOP berusaha menahan iman xD. ”Pokoknya makan di rumah aja. Hari ini cukup sampai disini acara belanjanya.”
”Oh, oke oke, seunghyun my honey. Aku juga capek.”
Mereka menuju basement dan naik mobil Nissan Sky Line milik Nan. Tapi tentu saja TOP yang harus membawanya. Kan dia jadi babu dadakan~XDDDD *author gendeng* TOP melajukan mobil dengan kencang.
”Hey, nih ponselmu.” tiba-tiba satu tangan TOP menyodorkan sebuah ponsel yang sangat familiar.
Nan yang tadinya memandang keluar jendela, langsung menoleh cepat ke arah TOP yang sedang mengemudi. Walau musik Get Up-I’m coming milik Rain feat Ciara mendentum keras di speaker mobil Nan yang sangat memekakan telinga, tapi Nan tau apa yang dibicarakan TOP. Ponsel itu yang tadi dibuang oleh Nan di butik terakhir mereka kunjungi. Nan kaget ternyata TOP memungutnya. ”WHAT!!!ARE U KIDDIN’ ME!!?! ”
TOP mengecilkan volume musik playernya. ”Aku merasa kau hanya menghindari panggilan telepon dari manajermu, bukannya tidak butuh ponsel ini lagi.”
Nan menarik nafasnya. ”Aku benci padamu! Kau tau apa! Aku tidak butuh ponsel ini lagi!” Ia memencet tombol open untuk membuka kaca jendela di sebelahnya. Tapi TOP lebih dulu merebut ponsel itu dari tangannya lagi.
”Aku tau semuanya. Kau ke Korea bukan hanya untuk mengunjungiku atau mengantarkan si model itu kan!”
”Hey, CHOI SEUNGHYUN! Kau ini mulai kurang ajar!”
TOP sebenarnya mulai bergidik ngeri dengan nunanya. Ia tidak pernah menghadapi nunanya yang murka seperti ini. Tapi ia merasa apa yang ia lakukan benar. ”Kau ingin bertemu dengan yang nyanyi di lagu ini sekarang kan?”
Dan parahnya, ketika suasana sedang mencekam karena perdebatan sengit antara keduanya, lagu di player tersebut sudah ganti next menjadi lagu Honey milik Park Jin Young. Xddd *ooohh honeeeeyyyyy~~~eeemmmmuuaaaahhhh~~~~~*
”Heizz~maksudku sebelum lagu ini!”
”Kau salah. Kau sok tau!”
”Benarkah?”
”We’ll see if you change ur words~” TOP mengeluarkan senyuman maut dengan tatapan ganas binti mencurigakan. *lagi2 author kumat lebaynya*
I’m gonna be bad boy~
I’m gonna be bad bad boy~
I’m gonna be bad bad boy~
I’m gonna be bad bad boy~ *yaoloh maapin dah aye cuma apal liriknya segonoh doangan xDDD*
Nan langsung terkejut. Matanya yang bulat lebar lentik itu seakan tidak bergerak.
“Kenapa? Ringtone si pacar ya?Hahahhaaha~~angkat sana gih~”
“Ini sms, seunghyun..” #%##@$%@$&@!%(^%*
“Eh?SMS yak?Hahahaha~~mian mian salah~abisnya mana kutahu ringtone buat sms mana yang buat telepon! Eniwey baswey, dia sms apa?”
Nan memberanikan diri memencet tombol-tombol ponselnya. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya, tak percaya apa yang telah dia baca.
”Hehehhee~~ottohke ottohke?Kau senang kaaaann???” Gantian sekarang TOP yang cengengesan pada nunanya tanda kemenangan.
”Kau yang merencanakan semuanya ini?”
TOP mengerling nakal pada nunanya. *masaoloh~author deg2an nulisnye aje* Nan menggaplok TOP dengan tas Gucci nya.
”YA!!!KAU MAU MATI SEBELUM BERTEMU DENGAN PACARMU???!!!AKU SEDANG MENYETIR!!!”
”Hahahahhaa~~~kau cowok kesayangankuuuuu~~~~”
”Yaissshh~~kalau aku cowok kesayanganmu, biar kusuruh pulang itu JiHoon hyung!”
”YAAA!!!KAU-”
”Sudah cukup, kita sudah sampai rumah.”
Begitu pintu pagar automatic *ajiipp~rumah ntop gituuuuhhh* milik kediaman Choi Kajok *BWAHAHAHAHAHAHAA* terbuka, walau mobilnya belum masuk ke halaman rumah mereka yang luas, ia sudah bisa melihat sebuah mobil Porsche black milik seseorang yang amat dikenalnya.
”Ya ya ya aku tau kau mau langsung turun walaupun mobil ini masih berjalan kan. Tapi tahanlah sebentar nafsumu.”
Terasa begitu lama TOP memparkirkan mobil mewah milik nunanya itu. Begitu sudah rapi, ia langsung membuak pintu di sampingnya. Dan lari begitu saja. Tapi merasa TOP tidak mengikutinya, ia membalikkan badannya. ”Kau tidak ikut ke dalam?”
”YA! Kau mau aku jadi kambing conge antara kau dengan hyung,hah!! Yang benar saja!!” *kata nan onnie mah : ”bertiga gw juge mao” LMAO*
Nan masuk lagi ke dalam mobilnya. Ia memandang adiknya dengan tatapan berseri-seri. ”Seunghyun, gomapta. For all.”
TOP tersenyum. ”Asal kau tidak rusakkan tempat tidur saja.”
”YA! Jangan bicara macam-macam!!”
Mereka berdua tertawa. “Ya sudahlah, dia menunggumu.”
Nan mengecup kening TOP. Dan terakhir mencubit pipi TOP keras-keras.
“GAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Nan langsung ngibrit kabur dari situ sebelum TOP berubah dari white angel menjadi hejo-hejo THE HULK.
[Nan’s POV] *hahhahaa~lempar batako ke nan onnie~akhirnya onnie ada POV jugaaa~~hahahaha~~kaboooorrrrrrrrrrrrr*
Aku melirik ke belakang sedikit. Melihat mobil Nissanku dibawa pergi oleh Seunghyun. Heizz~~anak itu sudah membuatku jantungan hari ini. Dan kuharap ia mengembalikan mobil baruku itu tanpa goresan sedikitpun. Ah! He doesn’t has driving lesson yet!! Yaikz!
“Apa itu kau?” sebuah suara dari balik pintu yang belum dibuka ini. Aku mengenal suaranya. Aku sangat kenal. Aku merindukannya.
Tapi aku mematung. Kakiku tak bisa digerakkan. Nafasku tertahan. Kudengar kenop pintu yang berbunyi, pintu itu dibuka dari dalam. Aku menguatkan hatiku. Wajahnya seperti apa? Aku hanya melihatnya dari beritanya di internet, aku rindu padanya.
Seseorang laki-laki berperawakan tinggi tegap, muncul dari balik pintu. Laki-laki itu bermata sipit dan sayu. Memakai kaos berbahan woll warna putih agak longgar melapisi badannya yang kekar. Wajah yang bisa kau temukan di media cetak manapun. Jung Ji Hoon yang terkenal dengan stage name Rain.
”Nana!” JiHoon langsung memeluk tubuhku
”Kau...” Jujur aku tak kuasa mengucapkan sepatah katapun. Rasanya tenggorokanku terkunci rapat untuk itu.
Tiba-tiba JiHoon menarik tanganku masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
”Kau masih marah padaku?” Pikiranku menerawang kembali ke beberapa bulan lalu. JiHoon yang
”Aku...tidak tau aku marah padamu atau apa.”
”Nana...Aku merindukanmu.” JiHoon menaruh telapak tangan kanannya ke pipi Nan dan mengelusnya.
”Kau tau betapa aku cemas padamu??!!”
”Mianata~Aku ingin ke tempatmu,tapi pekerjaanku menuntut lebih.”
”Kau tau berapa banyak aku memutar lagumu hanya untuk mendengar suaramu?? Kau tau betapa sulitnya aku bernafas melihat berita-beritamu!!??!! Kau tau be-”
”Ssshhtt...” JiHoon menempelkan telunjuknya ke bibir Nan. ”Mulai hari ini aku akan menebus semuanya. Kita akan bersama. Aku akan mempublikasikan hubungan kita. Aku akan menentang pendapat Tae Jun.” Ya, taejun sang manajer JiHoon menentang hubungan kami dipublikasikan dan membuatku dengan JiHoon tidak bisa berkomunikasi.
Tiba-tiba bibir JiHoon mendarat di bibirku. *nyuhuuu~~~sebagai pembukaan , author dan daesung nari2 Rainism XDDD* Ia menciumku dengan gerakan lembut. Memaksa bibirku untuk membuka. Aku pasrah dengannya. Aku memang menginginkan ini. Aku benar-benar mencintainya. Kubuka mulutku menerima ciumannya. JiHoon menelusuri lidahku dengan lembut dan basah. Kudekatkan tubuhku dengan tubuhnya sehingga kami seperti menyatu. JiHoon mulai menelusuri leherku. Mengecapnya berulang kali sehingga membuatku mendesah. Sementara tangan JiHoon menelusuri punggungku yang tertutup kaosku.
”Kamarmu di atas, sayang?” tanya JiHoon.
”Ne, JiHoon ah~”
JiHoon menggotong tubuhku seperti seorang pangeran yang menggendong permaisyurinya *hoek~haahhahaa* Ia tetap tidak melepaskan ciumannya dari bibirku. *yaoloh~gimana cara~~* Kulingkarkan erat-erat tanganku ke leher belakang JiHoon. JiHoon membuka pintu kamar tersebut dan langsung membaringkanku di atas ranjang.
Kami melanjutkan saling mencium dengan nafas yang menderu. Tiba-tiba JiHoon melepaskan ciuman itu dan berdiri, ia tersenyum lebar. Dalam sekejap, seluruh kancing bajuku sudah dilepasnya dan terlucuti dari tubuhnya. JiHoon juga segera melepas bra hitamku dan melemparnya ke ujung ranjang. Aku hanya bisa tersipu malu saat pandangan kekasihku ini tak lepas dari dadaku yang sintal. Pipiku merona merah. Dua gundukan yang membuat JiHoon ON FIRE!! YEAH!!lol
Perlahan JiHoon sendiri membuka bajunya dan tinggalah celana boxernya yang masih melindungi pahanya. Segera ia timpa tubuh mungilku dan menyanggah tangannya pada kasur agar berat tubuhnya tak sepenuhnya menimpaku yang sibuk menggeliat di kasur tersebut. Perlahan ia sentuhkan bibir merahnya pada kening, mata, hidung dan mulutku. Ia membuka lebar-lebar mulutku agar lidahnya dapat bermain bebas di sana. Tak lama, ia turunkan ciumannya hingga leher dan dada. Akhirnya desahan keras pertama keluar juga dari mulutku, disusul desahan-desahan berikutnya saat mulutnya mulai menciumi kedua ujung gundukan coklat di dadaku. Ia menggigitnya pelan dan membuatku terus mengerang nikmat.
”JiHoon ah~~geli~~~” desahku yang kurasa semakin membuat semangat 288535 JiHoon. Terlihat dari keringat JiHoon yang mengucur semakin deras.
JiHoon meremas gundukan payudara yang kiri sementara ia terus mengulum gundukan payudaraku yang kanan.
”I love you, Nana~” JiHoon bergumam sambil menjilati perutku dan terus ke bawah. Aku ingin membalas kata-kata cintanya, tapi adrenalinku sedang tidak karuan. Aku menggeliat ke kanan kiri ranjang tapi pinggangku terus dipegang erat oleh JiHoon. Tidak lupa tangannya berpindah pada rok mini jeans yang masih kupakai dan menurunkannya perlahan. Kemudian membuka underwear hitamku yang sepasang dengan bra renda-rendanya tadi *lol* JiHoon sangat gesit. Dan matanya membelalak seakan bertemu dengan sayuran segar di pasar *author gendeng stadium akhir*.
”Nan, aku...”
Bagaikan telepati, aku seperti sudah mengetahui pikiran JiHoon, kekasihku. Kuanganggukkan kepalaku lemah. ”Gwenchana~” jawabku sembari kuelus dada bidang JiHoon yang kekar.
Bagaikan singa buas, JiHoon semakin liar dan gencar memainkan lidahnya di Miss V milikku, sementara tangannya memijat-miat betisku. LOL. Ditekannya perlahan dengan lidah itu dan mendecakkannya. Terkadang ia menggerayangi selangkanganku dan membuatku kegelian. Ia memasukkan kedua jarinya langsung ke dalamnya dan langsung disambut dengan jeritan histerisku yang spontan.
”Arrgghh... sakit JiHoon ah~”
”Sebentar lagi ya,beib~” Dia sekarang memasukkan tiga jari sekaligus ke dalamku. Semakin sakit. Mungkin sekarang sudah kemerahan. Dan kulihat memang tangan JiHoon ada bercak darah.
”Aku senang ini pertama kalinya bagi kita berdua masing-masing.” JiHoon masih melaksanakan hand job nya dengan sempurna sementara aku semakin histeris sampai ia memasukkan empat jari sekaligus.
”AAARRGHHHHHH....”
JiHoon menarik tangannya kembali dan menciumi bibirku kembali. ”Maafkan aku, honey~” *ASTAJIM!! Dapet berapa panggilan sayang sih,onnie?*
”Apa boleh gantian?”
Tanpa persetujuan lagi, kutarik boxer tweety JiHoon xD beserta dalamannya. Saat aku memegang junior JiHoon, tiba-tiba...
Rain is coming down through the roof top
tto biga naerinda modeungeol jeoksshinda
Rain is coming down and it won’t stop
neomuna tteugeoptta meomchujil anneunda
Kulirik JiHoon dengan malas-malasan.
”Angkat dulu~aku akan menunggu~”
Dan entah ide dari mana aku melompat merogoh saku rok miniku. Dan mengambilnya lalu tetap mengelus-elus junior JiHoon.
”Oh...ah...dari siapa, cinta?”
”Seunghyun.” *wakz~si ntop ngeganggu acara penting aje dah~* Kutekan tombol Yes dengan tangan kiriku dan yang satunya memakai untuk hal tadi.
”Yoboseo?” dengan suaraku lemah.
”YA!!Ketauan ya!!!!Awas aja kalau kau buat rumah berantakan~” Kulirik sekitar. Beran- OMONA!!!AKU BARU SADAR! INI KAMAR SEUNGHYUN! JIHOON SALAH KAMAR MEMBOPONGKU!!
JiHoon mengerang halus menahan suara. Lalu mengisyaratkan aku untuk menaikinya langsung.
”Se-seunghyun ahhh~~Mian~~”
”Pokoknya awas aja kalo sampai kau berantaki sampai ke kamarku! AH TIDAK! Aku tidak ingin kalian bermain di kamarku.”
Dan pada saat junior JiHoon itu masuk ke dalamku, menyatu bersamaku secara perlahan-lahan,aku menjerit.
”AAARRGGHHHH~~~”
”Heizz~~aku makin frustasi meneleponmu nih!Sudah deh ah!”
”SUDAH TERLANJUUURR AAHHH SUNGHYUUN AHH~~” lol
”MWO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Dan yang kudengar hanyalah suara Seunghyun seperti orang ngerap. *%$&^#%@#^ entah dia ngomong apa, aku hanya mengerang nikmat sana sini. Dan ketika aku terkulai lemas dengan basah dimana-mana, kuambrukkan diriku ke dada JiHoon. Kutempelkan lagi ponsel tadi ke telingaku yang bebas satunya.
”...SAMPAI ADA BAU-BAU, AKU AKAN MENGUTUKMU! KAU AKAN KUTENDANG JAUH, JANGAN HAR...” Heiizz~~~mianata Seunghyun ah~~aku lelah sekali...Dan aku terlelap dengan belaian JiHoon.
”Saranghaeyo, Choi Nana.” bisikan itulah yang terakhir kudengar di telingaku.[Kim RiRan’s POV]
[Flasback yu ah~]“Kim Ri Ran~”
“Eunhyuk oppa~~”
“Kau lapar?”
“Ani~”
“Oh, kalau kau lapar, bilang pada oppa ya~nanti oppa belikan makanan, oppa suapin~”
“Hwe?Aku kan bukan anak kecil lagi!”
Dia lalu mengacak-acak rambutku. Aku memang masih kecil. Tapi aku tidak mau oppa mengatakannya seperti itu padaku. “Oppa~~katakan aku wanita yang cantik!”
Oppa tertawa. Aku mencerna tawanya. Khas sekali. Rasanya aku juga ingin ikut terbahak-bahak melihat wajahnya.
“Kim RiRan. My Little Ran… Adalah wanita yang cantik. Kau puas, Little Ran?” Ya, dia menggodaku. Aku hanya bisa tertawa karenanya. Aku ingin bersama oppaku yang satu ini. Oppa yang satu-satunya peduli padaku. Bahkan orang tuaku pun saja tidak peduli padaku.
“Oppa janji akan menikahi ku?” Ya, aku Kim RiRan, 10 tahun, ingin memantapkan diriku pada oppa. Seorang Eunhyuk oppa yang pertama kali kukenal saat aku bermain sendiri di taman dekat rumah ini.
Oppa lagi-lagi tertawa. Ia membungkukkan badannya ke arahku. Wajahnya berhadapan pas sejajar dekat dengan ujung hidungku. ”Ya, aku akan menikahimu.”
”Oppa, pagi ini kita akan bersepeda berkeliling komplek lagi?”
Oppa terlihat sangat aneh. Eunhyuk oppa yang biasanya sangat ceria, berisik sampai-sampai membuat telingaku ternguing-nguing karena selalu berbicara di telingaku.
”Oppa kenapa? Apa aku ada salah?”
”Ah? Gwenchana, Little Ran~aku hanya memikirkan sesuatu.”
”Apa aku boleh tau?”
”Sebaiknya jangan, nanti oppa akan memakanmu kalau kau tau! Hahahhhaa~~”
Dan setelah hari itu, oppa menghilang. Apa yang terjadi dengan oppa selanjutnya, aku tidak tau menahu. Informasi yang selalu mudah kudapatkan untuk mencari seseorang, bahkan tidak berfungsi baginya. Aku sama sekali sedikitpun tidak mengetahui keberadaannya. Ya, aku marah padanya. Eunhyuk oppa yang berjanji akan menikahiku.[FLASHBACK END]Jiyong meremas tanganku. Membangunkanku dari lamunan-atau lebih tepatnya bayangan- 8 tahun yang lalu. Yang kukira selama ini bisa kulupakan. Kulirik sekitarku. VIP cafe hari ini tidak begitu ramai, mungkin karena kami datang siang-siang. *a/n : VIP cafe ini pernah muncul di chapter 2*.
“Kau tidak seperti biasanya. Ada apa, sayang?” Jiyong menempelkan hidungnya ke pipiku. Terkadang mengecup pipiku atau menggesekkan ujung hidungnya ke pipiku. Entah kenapa hari ini aku tidak begitu memusingkan Jiyong yang menempelkan badannya padaku. Mungkin karena aku yang sekarang sedang galau.
”Aku hanya tidak enak badan.”
Jiyong mempererat rangkulannya mengitari pinggangku. ”Mianata.”
”Wae?”
”Aku yang membuatmu seperti ini...” Jiyong menghela nafas, bisa kurasakan menembus kulitku. *I got yuuuuuu~under my skin~lol~author digaplok merusak suasana* Membuatku sedikit nyaman.
”Berhentilah menyalahkan dirimu.” Kurasa memang sikapku ini membuatnya salah pengertian. Hey, sejak kapan aku memikirkannya seperti ini! Ahh!!! Aku benar-benar sedang kacau! Ada apa sih dengan diriku??? Masih mengharapkan Eunhyuk oppa kembali?!!
”Kau seperti sedang memikirkan sesuatu. Ada apa? Apa aku menyusahkanmu lagi?”
Kupandang wajah Jiyong. Ia terlihat cemas. Memikirkanku? Ah, tidak penting.
”Hhh~benar kan~~” Jiyong menggaruk-garuk kepalanya dan melonggarkan rangkulannya dari pinggangku.
”Aniyo~~Aku benar sedang tidak enak badan. Membuat pikiranku sedikit kacau.”
”Begitu?”
Aku mengangguk lemah.
”Fiuuuhh~~syukurlah~~” Jiyong tersenyum lega dan hangat padaku. Aku jadi semakin nyaman melihatnya. ”Makanlah~apa perlu kusuapi?” Jiyong mencium pelupuk mataku.
DEG! Kata-kata itu. Membuatku terperangah. Kembali terulang.
”Jiyong ah~bolehkah aku bersandar di dadamu?” Kurasa aku tidak melihatnya mengangguk atau apa lagi, karena aku langsung menaruh kepalaku di dada Jiyong. Eunhyuk oppa....
”Jiyong....”
Suara itu aku kenal. Kudongakkan kepalaku, menengadah. Benar, Shin HyeRin. Bersama si model, Shim Changmin. Seketika itu juga aku merasa ingin mengerjainya. Mengganggu waktuku. Dan kenapa sampai seorang model juga harus berdekatan dengan si kumuh ini! Membuatku semakin tambah badmood!
”HyeRin ah~~” kudengar Jiyong menyebut namanya.
Ekspresi HyeRin yang terkejut seraya menutup mulutnya memberikanku sebuah ide cemerlang.
================TBC===============